Lewat The Human Dutch, Bert Haanstra melukis potret Belanda dan orang-orangnya dalam cara yang tidak dapat ditandingi. Dibantu oleh kamera tersembunyi, ia mengamati orang-orang dalam situasi yang sangat beragam. Ia menunjukkan ketidakbiasaan dalam sesuatu yang biasa dan kebiasaan dalam sesuatu yang tidak biasa. Masa-masa kelam pada era rekonstruksi pascaperang telah lewat dan, bagi sebagian besar orang, hidup menjadi lebih baik dari sebelumnya. The Human Dutch menunjukkan suatu kepuasan tersendiri. Haanstra melihat dunia di mana aura positif tersebar luas. Tentu saja, orang-orang juga memiliki kelemahan dan kesulitannya masing-masing, tetapi tak ada kegusaran yang mencolok di antara saudara sebangsa Haanstra.

----

In The Human Dutch, Bert Haanstra paints a portrait of The Netherlands and the Dutch, in his own unparalleled manner. Partly with the aid of a hidden camera he observes people in the most diverse situations. He shows the unusual in the usual and the usual in the unusual. The harsh years of the post war era of reconstruction have passed and for most people life is better than before. The Human Dutch shows a certain contentment. Haanstra sees a world where positivism prevails. Of course people also have their shortcomings and their peculiarities, but there isn’t much wrath in the director’s fellow-countrymen.